Jumat, 28 Juni 2013

Penyakit Batu ginjal

Batu ginjal adalah penyakit yang terjadi karena adanya batu di dalam ginjal. Batu tersebut merupakan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat. Terbentuknya batu bisa terjadi karena urine jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena urine kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu ginjal tersusun oleh kalsium. Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 cm atau lebih. Batu ini dapat mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.
Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika batu telah terbuang, tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau kurang seringkali dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.
Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah dapat diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
Batu asam urat, kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat). Tetapi, batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar dapat menyebabkan penyumbatan sehingga perlu diangkat melalui pembedahan.

Mekanisme Cara Kerja Otot

Mekanisme Cara Kerja Otot- Pada tahun 1955, Hansen dan Huxly, mengemukakan teori sliding filaments (filamen yang bergeser) pada otot lurik. Mereka menyatakan bahwa saat otot kontraksi tidak terjadi pemendekan filamen, namun hanya pergeseran filamen-filamen. Melalui pengamatan dengan menggunakan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly menemukan dua set filamen, yaitu aktin dan miosin. Aktin dan miosin tersebut bergeser sehingga otot dapat memendek dan memanjang saat otot berkontraksi dan berelaksasi. Filamen tersebut terdapat di dalam sarkomer. Sarkomer terdapat dalam sel otot. Jumlah filamen dalam satu sarkomer dapat mencapai ratusan hingga ribuan filamen, bergantung jenis ototnya. Filamen-filamen tersebut membangun 80% massa sarkomer. Perhatikan Gambar 4.24.
Gambar 4.24 (a) Otot rangka pada vertebrata
Gambar 4.24 (a) Otot rangka pada vertebrata dari tingkat otot sampai tingkat molekul yang membangunnya.
(b) Posisi aktin dan miosin saat relaksasi dan kontraksi.
Pada saat berkontraksi, filamen aktin berikatan dan meluncur sepanjang filamen miosin. Perhatikan Gambar 4.25. Zona H adalah bagian terang, yang berada di antara bagian A yang berupa pita gelap. Pita yang terang disebut pita I. Pada saat berkontraksi, di zona-zona tersebut terjadi perubahan. Pita I dan zona H akan berubah jadi semakin sempit, atau bahkan hilang sama sekali (Levine and Miller, 1991: 862).
Gambar 4.25 Pada otot terdapat zona terang dan gelap
Gambar 4.25 Pada otot terdapat zona terang dan gelap, yaitu zona H yang terdapat pita A dan pita I. Pada saat kontraksi, di zona-zona tersebut terjadi perubahan.
Kontraksi otot dipacu oleh potensial aksi dari sinaps sel saraf yang menyebabkan pelepasan ion kalsium (Ca2+) oleh retikulum sarkoplasma (retikulum endoplasma yang terspesialisasi) di otot. Pelepasan Ca2+ menyebabkan protein regulator tropomiosin dan troponin berubah bentuk. Hal ini memungkinkan terjadi ikatan antara kepala miosin dan filamen aktin. Ketika filamen-filamen aktin meluncur menuju tengah sarkomer, otot memendek (kontraksi). Pada saat relaksasi, filamen-filamen tersebut kembali ke bentuk semula.
Pada saat filamen aktin meluncur, kepala miosin akan membentuk ikatan (cross bridges) dengan sebuah bonggol pada badan filamen aktin. Agar dapat berikatan, dibutuhkan energi yang diperoleh dari pemecahan ATP (adenosine triphospate) menjadi ADP (adenosine diphospate). Kombinasi aktin dan miosin dengan bantuan energi dari ATP ini disebut aktomiosin. Berikut adalah reaksinya.
Aktin + Miosin — A T P + A D P + P –> Aktomiosin
Sel otot umumnya hanya menyimpan sedikit ATP untuk beberapa kali kontraksi. Untuk kontraksi berulang, diperlukan ATP lebih banyak. Energi tersebut diperoleh dari cadangan energi berupa kreatin fosfat. Cadangan energi ini memberikan gugus fosfat kepada ADP (adenosine diphospaete) untuk membentuk ATP. Namun, cadangan kreasin fosfat akan habis jika otot bekerja lebih keras. Untuk menunjang pergerakan otot yang lebih keras dan lama, mitokondria sel otot lebih banyak memerlukan glukosa dan oksigen. Oleh karena itu, detak jantung dan napas akan lebih cepat. Glukosa dan oksigen digunakan untuk respirasi sel dan menghasilkan ATP. Masih ingatkah Anda proses respirasi sel?
Meskipun detak jantung dan napas lebih cepat, namun tetap diperlukan waktu bagi glukosa dan oksigen mencapai sel otot. Untuk menyediakan energi secara cepat, glukogen yang terdapat pada otot dapat dipecah menjadi glukosa dan asam laktat. Secara normal sel memerlukan oksigen untuk memecah karbohidrat dan menyintesis ATP. Namun, pemecahan glikogen dapat terjadi tanpa oksigen, yaitu melalui proses fermentasi asam laktat. Selama latihan keras, asam laktat terakumulasi di otot. Asam laktat di otot dapat menyebabkan otot lelah dan sakit. Namun, asam laktat secara berkala terbawa aliran darah menuju hati. Kemudian, asam laktat diubah menjadi asam piruvat oleh sel hati. Proses fermentasi asam laktat untuk menghasilkan ATP ini disebut juga respirasi anaerob (berasal dari bahasa Yunani, an artinya tanpa; aer artinya udara; bios artinya hidup). Ketika detak jantung dan napas bertambah kencang, hal ini memberikan lebih banyak udara pada sel otot sehingga sel otot mampu melakukan respirasi secara normal (respirasi aerob). Sebagian besar ATP yang dihasilkan mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif. Proses ini menggunakan energi kimia yang berasal dari katabolisme karbohidrat, lemak, atau protein. Jika Anda berhenti berolahraga, Anda akan tetap bernapas kencang beberapa saat. Oksigen tambahan ini digunakan untuk mengubah banyak asam laktat menjadi glikogen kembali.

Fungsi Alat Sistem Pencernaan pada Manusia

Fungsi Alat Sistem Pencernaan pada Manusia- Alat-alat pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus besar (colon), dan anus. Adapun enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan, yaitu kelenjar ludah, hati, pankreas, dan empedu.
Gambar 6.5 Jalur pencernaan makanan pada manusia
Gambar 6.5 Jalur pencernaan makanan pada manusia
1. Rongga Mulut. Makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi di dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut, terdapat lidah, gigi, dan kelenjar ludah yang menyekresikan air liur. Masing-masing memiliki peran dalam proses pencernaan makanan.
Gambar 6.6 Di rongga mulut terdapat lidah
Gambar 6.6 rongga mulut terdapat lidah
a. Fungsi Lidah. Lidah memiliki struktur yang khas, yaitu papila. Papila-papila ini memiliki ujung-ujung pengecap yang berhubungan dengan jaringan saraf sensorik. Melalui papila-papila ini, kita memperoleh informasi mengenai rasa (asin, manis, pahit, dan asam) dan suhu (panas atau dingin) pada makanan yang kita makan.
b. Fungsi Gigi. Gigi adalah organ utama yang berperan dalam pencernaan mekanik dalam rongga mulut. Pada bayi, gigi akan tumbuh pertama kali pada usia sekitar enam bulan. Gigi yang tumbuh pertama kali tersebut dinamakan gigi susu. Gigi susu tersebut berangsur-angsur akan digantikan oleh gigi sulung pada usia sekitar 6–14 tahun. Setelah itu, gigi sulung berangsur-angsur digantikan gigi tetap. Pada anak-anak terdapat 20 gigi susu, sedangkan pada orang dewasa terdapat 32 gigi tetap. Berikut susunan gigi susu dan gigi tetap.
Susunan Gigi Susu
Jenis
P
C
I
I
C
P
Rahang atas
2
1
2
2
1
2
Rahang bawah
2
1
2
2
1
2
Susunan Gigi Tetap
Jenis
M
P
C
I
I
C
P
M
Rahang atas
3
2
1
2
2
1
2
3
Rahang bawah
3
2
1
2
2
1
2
3
Keterangan:
I : insisivus = gigi seri (untuk memotong)
C : caninus = gigi taring (untuk menyobek)
P : premolar = geraham depan (untuk mengunyah)
M : molar = geraham belakang (untuk mengunyah hingga halus)
Gambar 6.7 Susunan gigi pada orang dewasa
Gambar 6.7 Susunan gigi pada orang dewasa.
Gigi terdiri atas beberapa bagian, yaitu bagian mahkota, leher, dan akar gigi (Gambar 6.8). Bagian gigi yang terlihat merupakan bagian mahkota, sedangkan bagian leher tertutup oleh lapisan gusi. Gigi dilapisi oleh lapisan email. Email merupakan lapisan paling keras pada tubuh manusia, sebagian besar dibangun oleh kalsium. Di bagian bawah lapisan email terdapat dentin. Di dalam lapisan dentin tersebut terdapat rongga pulpa, tempat pembuluh darah dan saraf berada.
Gambar 6.8 bagian Gigi
Gambar 6.8 Gigi terdiri atas beberapa bagian, yaitu mahkota, leher, dan akar gigi.
c. Kelenjar Ludah. Kelenjar ludah menyekresikan air liur yang mengandung enzim ptialin (amilase). Enzim tersebut berperan dalam pencernaan enzimatik yang berlangsung di mulut. Amilase mengubah amilum menjadi glukosa. Selain enzim, ludah juga mengandung zat antibakteri (lisozim) sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh mengandung lebih sedikit bakteri yang dapat membahayakan kesehatan kita. Cairan ludah juga membantu melarutkan makanan dan melumasi rongga mulut. Ludah dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar ludah yang terdapat di dalam mulut (Gambar 6.9), yaitu:
1) glandula parotid, yang berada di mulut bagian belakang, di dekat telinga; 2) glandula submaksilaris, berada di rahang bawah; 3) glandula sublingualis, berada di bawah pangkal lidah.
Gambar 6.9 Manusia mempunyai tiga pasang kelenjar ludah
Gambar 6.9 Manusia mempunyai tiga pasang kelenjar ludah.
2. Kerongkongan (Esofagus). Kerongkongan berbentuk seperti tabung dengan panjang kira-kira 25 cm yang menghubungkan mulut dengan lambung. Kerongkongan ikut berperan dalam mendorong makanan menuju lambung. Kerongkongan dilengkapi sepertiga otot lurik dan dua pertiga otot halus untuk tugas tersebut. Otot-otot tersebut tersusun memanjang dan melingkar sehingga mampu melakukan serangkaian kontraksi yang membuat makanan terdorong menuju lambung. Gerakan ini disebut gerakan peristaltik (Gambar 6.10).
Gambar 6.10 Gerak peristaltik pada esofagus
Gambar 6.10 Gerak peristaltik pada esofagus. Esofagus adalah saluran makanan yang menghubungkan mulut dan lambung
3. Lambung. Lambung pada manusia menyerupai kantung otot yang mampu menampung bahan makanan sebanyak 2 liter hingga 4 liter. Makanan masuk ke lambung melalui sfinkter kardiak yang merupakan otot melingkar antara esofagus dan lambung. Otot tersebut tertutup ketika tidak ada makanan yang masuk ke lambung. Lambung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
  1. kardiak, bagian lambung yang terletak di bagian atas, dekat hati
  2. fundus, bagian lambung yang membulat, terletak di tengah;
  3. pilorus, bagian ujung lambung yang terletak di dekat usus halus.
Lambung dapat mencerna makanan secara mekanik. Lambung memiliki tiga lapis otot halus yang tersusun memanjang (bagian luar), melingkar (bagian tengah), dan miring (bagian dalam). Kontraksi dinding lambung menghasilkan gerakan peristaltik yang menghancurkan makanan dan mencampurkannya dengan enzim-enzim yang dihasilkan oleh dinding lambung. Dinding lambung disusun oleh lapisan epitel sel selapis batang. Kontraksi otot lambung menyebabkan beberapa sel pada dinding lambung menyekresikan gastrin. Gastrin merangsang sel-sel kelejar di dinding lambung menyekresikan asam lambung. Asam lambung tersebut terdiri atas HCl, enzim-enzim pencernaan, dan lendir (mukus). Perhatikan Gambar 6.12.
Gambar 6.11 Lambung
Gambar 6.11 Lambung dibagi menjadi tiga bagian, kardiak, fundus, dan pilorus.
Lendir selain berfungsi mencampur makanan dengan enzim, juga berfungsi melindungi dinding lambung dari asam lambung. Dinding lambung sering mengalami pergantian karena sering rusak oleh HCl yang dihasilkannya.
Gambar 6.12 Sel mukus melindungi dinding lambung
Gambar 6.12 Sel mukus melindungi dinding lambung. Dinding lambung menyekresikan berbagai macam enzim pencernaan.
HCl berperan dalam membunuh mikroorganisme yang terkandung dalam makanan yang tidak mati oleh ludah dalam mulut. HCl juga mengaktivasi sel-sel kelenjar lain di dinding lambung untuk menghasilkan pepsinogen. Dalam suasana yang asam (pH 1 hingga 3), pepsinogen akan berubah menjadi enzim yang aktif, yaitu pepsin. Pepsin akan mengubah protein menjadi protease dan pepton. Selain pepsin, beberapa enzim lain yang dihasilkan antara lain adalah renin yang berfungsi menggumpalkan kasein dalam susu, dan lipase yang berfungsi mencerna lemak. Makanan di lambung yang telah berbentuk cairan asam disebut kim (chyme). Melalui gerakan peristaltik, kim didorong menuju usus halus melewati sfinkter pilorik, yaitu otot yang berada di ujung lambung.
4. Usus Halus (Intestinum). Dalam usus halus terjadi dua peristiwa penting, yaitu pencernaan secara enzimatik dan penyerapan sari-sari makanan ke dalam sel darah. Usus halus terbagi tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan). Duodenum disebut usus duabelas jari karena memiliki panjang sekitar 12 jari orang dewasa. Sementara itu jejunum disebut usus kosong karena pada orang yang telah meninggal dunia, bagian usus ini kosong. Ileum disebut usus penyerapan karena pada bagian tersebut zat-zat makanan diserap oleh tubuh. Enzim-enzim yang berperan di usus halus berasal dari hati, pankreas, dan sel-sel di dinding usus halus tersebut (Gambar 6.13). Enzim-enzim tersebut memecah molekul-molekul kompleks makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dan mengabsorpsinya dalam aliran darah.
Gambar 6.13 pankreas
Gambar 6.13 Zat hasil sekresi hati dan pankreas masuk ke sistem pencernaan melalui duodenum.
Hati menghasilkan cairan empedu, suatu cairan yang merupakan campuran dari garam empedu, air, garam-garam lain, dan kolesterol. Empedu dihasilkan hati untuk kemudian disimpan di dalam kantung empedu. Ketika dibutuhkan, empedu akan dialirkan dari kantung empedu menuju usus halus melewati saluran yang disebut ductus hepaticus (saluran empedu). Garam empedu disintesis di hati dari kolesterol dan asam amino. Meskipun berperan dalam memecah lemak, garam empedu tidak termasuk enzim. Garam empedu bekerja mirip deterjen atau agen pengemulsi yang memecah gumpalan lemak pada kim menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel ini kemudian diuraikan lagi oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh pankreas. Pankreas terletak di antara lambung dan usus halus. Selain lipase, pankreas juga menghasilkan sodium bikarbonat (NaHCO3), amilase, dan beberapa protease yang terdiri atas tripsin, kemotripsin, dan karboksipeptidase. Bersama dengan air, sekresi pankreas ini sering disebut “pancreas juice“. Sodium bikarbonat menaikkan pH hingga 7 sampai 8 untuk memberikan suasana basa pada bubur kim yang dihasilkan dari lambung. Pada suasana basa ini, enzim-enzim yang dihasilkan pankreas dapat bekerja optimum. Masing-masing enzim tersebut bereaksi terhadap molekul makanan yang berbeda. Amilase berperan dalam memecah amilum (zat tepung) menjadi maltosa. Lipase memecah lemak (lipid) menjadi gliserol dan asam lemak.
Sel-sel epitel pada usus halus, selain mampu menyerap makanan juga menghasilkan enzim aminopeptidase, sukrase, laktase, dan maltase (fungsinya dapat dilihat pada Tabel 6.3). Jadi, segera setelah molekul-molekul makanan dicerna oleh enzim-enzim tersebut, molekul-molekul yang sederhana diserap ke dalam sel dan siap diangkut ke seluruh tubuh oleh pembuluh darah.
Tabel 6.3 Enzim dan Peranannya dalam Pencernaan Makanan
No.
Nama Enzim
Dihasilkan oleh
Organ Tempat Enzim Bekerja
Fungsi
1 Amilase (ptialin) Kelenjar ludah Mulut Amilum → maltosa
2 Pepsin Lambung Lambung Protein → polipeptida
3 Lipase Pankreas Usus halus Lemak → gliserol dan asam lemak
4 Amilase pankreas Pankreas Usus halus Amilum → maltosa
5 Tripsin Pankreas Usus halus Protein → polipeptida
6 Kemotripsin Pankreas Usus halus Protein → polipeptida
7 Karboksipeptidase Pankreas Usus halus Polipeptida → asam amino
8 Laktase Usus halus Usus halus Laktosa → glukosa dan galaktosa
9 Sukrase Usus halus Usus halus Sukrosa → glukosa dan fruktosa
10 Aminopeptidase Usus halus Usus halus Polipeptida → asam amino
11 Maltase Usus halus Usus halus Maltosa → glukosa
Usus halus membentuk struktur yang disebut dengan vili (jonjot) dan mikrovili usus (Gambar 6.14). Struktur vili tersebut memperluas permukaan di dalam usus halus sehingga meningkatkan penyerapan. Seperti juga pada lambung, usus halus mempunyai otot-otot polos yang letaknya bertumpuk dan bersilangan. Ketika otot-otot ini berkontraksi, kim teraduk dan bersentuhan dengan dinding usus sehingga terdorong melewati usus halus yang panjangnya mencapai delapan meter. Sebagian zat diserap, sedangkan zat yang tidak dapat diserap terdorong menuju usus besar akibat gerakan otot-otot usus halus.
Gambar 6.14 Dinding usus halus
Gambar 6.14 Dinding usus halus terspesialisasi untuk mengabsorpsi molekul-molekul kecil yang dihasilkan dari proses pencernaan.
5. Usus Besar. Usus besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu kolon dan rektum (Gambar 6.16). Makanan yang tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh usus halus, seperti serat pada sayuran dan buah-buahan serta lemak dan protein yang tidak dapat terurai, semuanya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon. Di dalam kolon, terdapat berbagai jenis bakteri, salah satunya adalah Escherichia coli yang hidup bersimbiosis dengan manusia. Escherichia coli (E. coli) mencerna makanan yang tidak dapat dicerna enzim usus. E.coli menyekresikan beberapa zat seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B3), vitamin B12, biotin (vitamin H), dan vitamin K. Zat-zat tersebut kemudian diserap oleh dinding kolon.

Kamis, 27 Juni 2013

Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus[1] yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.[2] Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika.[3] Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.[4]
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.[5]

Diagnosis

Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.[6]
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral. [7]
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.[7]
Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.[7]

Penularan

Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya.[2] Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur.[8] Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular. [9]
  • Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
  • Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll), lendir (berciuman) atau luka yang mengeluarkan darah serta hubungan seksual dengan penderita.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.
Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.

Perawatan

Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.[2]
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.[8] Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).[10]
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale).selain itu juga ada pengobatan alternatif lain Hepatitis B Dari Wikipedia seperti hijamah/bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan dengan benar dan juga dengan standar medis.[2]
 Demam

Demam (juga dikenali sebagai pyrexia atau hiperthermia terkawa) merupakan isyarat perubatan biasa dengan cirri-ciri peningkatan suhu melebihi julat biasa 36.5–37.5 °C (98–100 °F) disebabkan peningkatan pada titik set pengawal suhu badan .Peningkatan pada titik set ini mencetus ton otot dan menggigil.
Ketika suhu badan meningkat, terdapat rasa sejuk umum sungguhpun suhu badan meningkat. Sebaik sahaja tahap suhu baru dicapai terdapat rasa panas. Demam merupakan satu tindak imunisasi balas yang cuba menangani jangkitan bacteria atau virus. Demam boleh dicetuskan oleh pelbagai keadaan dari selamat kepada potensi serius. Kecuali demam yang tinggi, rawatan biasanya tidak diperlukan, bagaimanapun, ibuprofen adalah berkesan bagi menurunkan suhu badan.
Demam berbeza daripada hiperthermia luar kawal[1], biasanya dirujuk hanya sebagai hiperthermia, dari segi hiperthermia merupakan peningkatan suhu badan melebihi titik set pengawalansuhu badan, akibat penghasilan suhu melampau/ pengawalan suhu yang tidak mencukupi.

Takrifan

Suhu badan mempunyai julat yang besar. Demam biasanya dipersetujui sekiranya:
  • Suhu pada dubur adalah atau melebihi 37.5–38.3 °C (100–101 °F)
  • Suhu pada mulut (oral) adalah pada atau melebihi Templat:Convert/
  • Suhu pada ketiak (“axillary”) atau pada telinga (“otic”) adalah pada atau melebihi 37.2 °C (99.0 °F)
Pada orang dewasa yang sihat julat bagi suhu mulut adalah 33.2–38.2 °C (92–101 °F), bagi dubur ia adalah 34.4–37.8 °C (94–100 °F), bagi selaput tympanik ia adalah 35.4–37.8 °C (96–100 °F) dan bagi ketiak (“axillary”) ia adalah 35.5–37.0 °C (96–99 °F).
Suhu badan mungkin meningkat selepas aktiviti berat tetapi ini tidak dianggap sebagai demam kerana titik set suhu badan adalah normal. Orang tua memiliki kurang keupayaan bagi menghasilkan haba badan, dengan itu suhu tahap rendah mungkin juga mewakili penyakit asas yang serius.

Apa itu demam

Demam adalah suatu keadaan di mana suhu badan melebihi 370C disebabkan oleh jangkitan atau keradangan.

Tanda dan gejala

  1. Badan panas bila disentuh
  2. Pernafasan meningkat
  3. Muka menjadi merah
  4. Tidak aktif dan lemah, sentiasa mahu tidur
  5. Resah gelisah
  6. Tiada selera makan
  7. Menggigil

Tindakan yang di ambil

  1. Biarkan pesakit berehat di tempat yang mempunyai peredaran udara yang baik.
  2. Pakaikan pakaian nipis.
  3. Beri minum air yang banyak.
  4. Beri ubat menurut arahan
  5. Mandi berjelum (mandi lap) jika suhu melebihi 380C.

Amaran

Sila bawa anak anda berjumpa doktor dengan segera sekiranya :-
  1. Anak anda mempunyai suhu yang tinggi kerana suhu yang tinggi berpanjangan boleh mengakibatkan sawan.
  2. Demam yang berlarutan melebihi 3 hari, terutama sekiranya terdapat lapuran kes demam denggi, malaria atau sebarang penyakit bawaan nyamuk dikawasan sekitar.

Jenis

Pola perubahan suhu mungkin sekali-sekala membayangkan diagnosis perubatan:
  • Demam terhenti-henti: Suhu tinggi hanya hadir bagi beberapa jam sehari dan normal pada waktu yang lain, contoh. malaria, kala-azar, pyaemia, atau septicemia. Dengan malaria, mungkin terdapat demam dengan tempoh 24 jam (harian / “quotidian”), 48 jam (demam setiap dua/tiga hari (“tertian”)), atau 72 jam (demam setiap tiga/empat hari (“quartan”), menunjukkan Plasmodium malariae). Pola ini mungkin kurang jelas bagi pengembara.
  • Demam Pel-Ebstein: Demam khusus yang dikaitkan dengan lymphoma Hodgkin, demam tinggi pada satu minggu dan renda pada minggu berikut dan seterusnya. Bagaimanapun, terdapat perdebatan samaada pola ini benar-benar wujud.[6]
  • Demam berpanjangan: Suhu yang kekal melebihi normal sepanjang hari dan tidak berbeza melebihi dalam 24 jam, contoh. lobar pneumonia, demam kepialu, jangkitan salur kencing, brucellosis, atau tifus. Demam kepialu mungkin menunjukkan pola demam khusus, dengan peningkatan bertingkat perlahan, dan puncak yang tinggi.
  • Demam Naik turun (“Remittant”): Suhu kekal melebihi normal sepanjang hari dan naik turun lebih dari dalam 24 jam, contoh. Jangkitan endokarditis.
Demam neutropenik, juga dipanggil febrile neutropenia, adalah demam tanpa kehadiran fungsi system imunisasi normal. Disebabkan ketiadaan neutrophil melawan bakteria, jangkitan bacteria boleh merebak dengan pantas dan demam ini biasanya dianggap kecermasan perubatan. Demam ini lebih biasa dilihat pada mereka yang menerima kemoterapi pemendam imunisasi berbanding mereka yang sihat.
Febricula adalah demam serdahana jangka pendek, punca tidak jelas, dan tanpa pathologi jelas.

Hiperpyrexia

Hiperpyrexia merupakan demam dengan suhu badan amat tinggi sama atau melebihi 41.5 °C (106.7 °F). Suhu tinggi sedemikian di anggap kecermasan perubatan kerana ia mungkin menunjukkan keadaan sebenar yang serius atau membawa kepada kesan sampingan yang besar. Punca biasa adalah pendarahan otak (“[intracranial hemorrhage”). Punca lain yang mungkin termasuk sepsis, sindrom Kawasaki, sindrom maligan neuroleptik, kesan dadah, sindrom serotonin, dan rebut thyroid. Jangkitan merupakan punca biasa demam ketika suhu meningkat punca lain menjadi semakin biasa.[9 Jangkitan yang dikaitkan dengan hiperpyrexia termsauk: roseola, rubeola dan jangkitan enteroviral. Penyejukan aggresif segera ke bawah <38.9 °C (102.0 °F) di dapati meningkatkan peluang terselamat. Hiperpyrexia berbeza dari hiperthermia dari segi bagi hiperpyrexia mekanisma pengawal suhu badan meletakkan suhu badan melebihi suhu normal dan kemudian menghasilkan haba bagi mencapai suhu ini, sementara bagi hiperthermia suhu badan meningakt melebihi titik suhu ditetapkan oleh badan manusia..[8]

Hiperthermia

Hiperthermia berpunca dari beberapa sebab termasuk "heatstroke", sindrom maligan neuroleptik, hyperthermia maligan, perangsang seperti amphetamine dan kokain, tindak balas dadah idiosyncratic, dan sindrom serotonin.

Kegunaan

Terdapat pertikaian menyokong dan menolak kepentingan demam, dan isu ini adalah kontrovesi. Kajian ini menggunakan haiwan bertulang belakang berdarah panas dan manusia.  in vivo, dengan sesetengah mencadangkan mereka sembuh lebih cepat dari jangkitan atau penyakit kritikal kerana demam. Kajian Findland mencadangkan pengurangan kematian bagi jangkitan bacteria apabila demam hadir.
Secara teori, demam mampu membantu dalam pertahanan badan.Terdapat sesetengah tindak balas imunisasi penting yang dipertingkatkan oleh suhu, dan sesetengah pathogen dengan kecenderungan suhu ketat boleh dielakkan. Demam mungkin berguna pada tahap tertentu kerana ia membenarkan badan mencapai suhu tinggi, menyebabkan persekitaran tidak menyenangkan bago sesetengah pathogen. Sel darah putih juga membiak dengan pantas kerana persekitaran yang sesuai dan mampu membantu melawan pathogen dan mikrob merbahaya yang lain yang menceroboh badan.
Penyelidik  telah menunjukkan bahawa demam memiliki beberapa fungsi penting dalam proses penyembuhan:
  • Peningkatan pergerakan leukocytes
  • Peningkatan phagocytosis leukocytes
  • Pengurangan kesan endotoksin
  • Peningkatan pembiakan sel T [19]
  • Peningkatan aktiviti interferon[19]

Pada haiwan lain

Demam merupakan ciri penting bagi diagnosis perubatan bagi penyakit haiwan ternakan. Suhu badan haiwan yang diambil melalui dubur, berbeza dari satu spesies dengan spesies yang lain. Sebagai contoh, kuda dikatakan demam pada suhu 38.5 , sementara lembu di katakan demam pada suhu 39.6 .
Bagi spesies yang membenarkan tubuh memiliki julat suhu normal yang luas, seperti unta, ia kadang-kala sukar bagi menentukan tahap demam (“febrile stage”).
Tanda-tanda Menjelang Menstruasi
Kalian, remaja perempuan yang baru mengawali menstruasinya mungkin hanya mengetahui bahwa menstruasi itu datang saat cairan kemerahan keluar dari alat kemaluan. Menstruasi kadang datang sesuai dengan tanggal yang diperkirakan, kadang lebih cepat, kadang melewati tanggal yang sudah diperkirakan. Kalau sudah begitu, kalau tidak mengenali tanda-tanda menjelang menstruasi, kalian tidak bisa mempersiapkan diri kalian. Dan saat menstruasi datang sedangkan kalian tidak ada persiapan, seperti persiapan pembalut, waahhh, bisa berabe kan?
Ada beberapa tanda menjelang menstruasi yang umum terjadi pada remaja perempuan agar kalian dapat mempersiapkan diri kali
1.    Merasa lemas, tidak fit, dan mudah lelah
2.    Sakit kepala atau pusinng
3.    Nyeri atau bengkak pada bagian payudara
4.    Perubahan selera makan
Beberapa remaja perempuan ada yang kehilangan nafsu makan saat mendekati menstruasi. Namun, ada juga yang nafsu makannya malah meningkat menjelang menstruasi
5.    Emosi tidak stabil.
Menjelang menstruasi, emosi remaja perempuan biasanya tidak stabil. Mereka mudah marah, mudah tersinggung, menangis tanpa alasan, dan sangat sensitif.
6.    Nyeri saat buang air kecil
7.    Sakit pada sendi dan otot
8.    Badan, kaki, dan pinggul terasa pegal
9.    Perut bisa merasa kembung, mulas, mual, dan panas
10.    Sulit tidur
Nah, tanda-tanda menjelang menstruasi tadi terjadi karena ada perubahan hormon dalam tubuh remaja perempuan. Reaksi tubuh tiap remaja perempuan pada perubahan hormon tentu berbeda-beda. Jadi, tanda-tanda yang muncul juga berbeda-beda pada setiap remaja perempuan. Ada yang emosinya tidak stabil, tapi ada juga yang malah sangat bersemangat dan aktif menjelang menstruasi. Tanda-tanda yang mengawali menstruasi tadi, oleh para ahli disebut sebagai PMS (pre menstrual syndrome) atau sindrom sebelum menstruasi.
Selain mengetahui tanda-tanda menjelang menstruasi tadi, kalian tentu tahu bahwa siklus menstruasi biasanya 28 hari. Jadi, kalian sudah bisa memperhitungkan tanggal  menstruasi kalian tiap bulannya sambil mengamati tanda-tanda yang muncul. Bila tanda-tanda di atas muncul jauh sebelum hari menstruasi, kalian perlu waspada. Bisa saja itu bukan tanda menstruasi.